Selasa, 23 Desember 2014

Ini Cara Saya (Prinsip)


Ini bukan tentang air hujan yang rela jatuh demi bumi yang kian berputar, bukan pula tangkai daun yang jatuh karena sudah tidak dapat tumbuh pada pohonnya.
Ini bukan tentang differensial volume tubuh yang rela kian melemah, bukan pula gelas yang jatuh karena sebuah tiupan tajam yang kononnya sebuah pertanda buruk
Ini bukan tentang manusia yang rela ber-fanatik warna hijau, bukan pula manusia yang anti melon padahal berwarna hijau
Ini bukan tentang kaki yang rela terkilir karena higheels yang asing di telapak nya, bukan pula tangan yang memiliki tenaga minimum
Ini bukan tentang individualisme yang mendarah daging di setiap tempat kecuali ibu, bukan pula sebuah pasar yang memenuhi isi telinga
Ini bukan tentang kaki yang rela melangkah ke rumah buku di waktu tertentu, bukan pula sebuah pulpen yang mudah kering
Telinga-telinga yang sudah sangat hampir bosan mendengar kata-kata rindu, dan hampir menutup telinga bahkan memalingkan mata. Ini tidak masalah, munafik bukan prinsip hati saya. Gengsi? Malu? Harga diri? Move on? Other’s man? Itu sebuah kemunafikan !
Bersyukur? Ya! Disana banyak pelajaran berharga, sangat berharga.
Menyesal? Itu manusiawi.
Nangis? Ya symbol ketulusan.
Allah bersama kita? Ya always! Allah with me Allah with you Allah with us.
Masalah keputusan, apapun keputusan yang kita ambil, kita harus bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut. Dan belum bisa bertanggung jawab. Waktu terus berputar dan masih di rumah yang sama tempat yang sama keadaan yang sama bahkan perasaan yang sama, tetapi dituntut untuk maju demi dunia dan akhirat.
Banyak jalan dan cara menuju angka 27, entah 9 x 3, 3 x 9, 20 + 7, 13 + 14, 12 + 15, 10 + 17, dan tak terhingga cara. Lalu masihkah mempeributkan tujuan dari sebuah niat? Perbedaan selalu jadi masalah padahal tujuan kita adalah sama, ridha Allah dan kenyamanan. Ini cara saya, dan bukan cara mereka.
Tentang prinsip.
Ini tentang sebuah hati, sebuah ketulusan, dan sebuah pengabdian.

Selasa, 30 September 2014

Feeling Blue, Feeling Fine...

Waktu terus berlalu terus berlanjut seperti biasanya. Hati yang mulai sinkron dengan logika dan keadaan sekitar mungkin membuat semuanya menjadi lebih baik, tiada lagi tetesan air mata, tiada lagi kata-kata keluhan yang tak berarti sama sekali.
Dalam setiap interaksi bersama wonder women wonder women yang luar biasa ini saya merasa hidup semakin indah, dan sudah tidak begitu peduli dengan sakit nya hati…
Seketika mungkin mereka heran dengan perilaku yang berbeda pada setiap saat nya, dengan reflex mereka pun satu persatu bertanya
“how about your relationship?”
Awalnya saya bisa berkata
“I’m fine”
Tapi rasanya dunia tidak adil jika saya diam dan hanya terpaku pada sebuah boneka yang tak memiliki nyawa, ya saya harus berani berbicara atau dalam istilah lain ‘curhat’
“bla…bla…bla…”
Bukan untuk mencari dukungan, tapi saya wanita yang dengan ‘curhat’ dan sedikit menangis hatinya akan menjadi lebih lega.
Bermacam-macam respon dari mereka, mau tahu? Yuk simak tulisan berikut, hehe…
A : Las, seorang laki-laki yang menyayangimu tidak akan membiarkan kamu berjalan focus sendiri, seharusnya dia selalu ada untuk kamu dan kamu pun selalu ada untuk dia. Tidak ada hubungan yang tidak ada komunikasi. Secara tidak langsung itu namanya ‘putus’
(iya juga yak)
B : Bagaimana bisa dia menjauhi kamu? Apa do’a yang kamu panjatkan untuk hal ini?. Do’a saya “Ya Allah jika dia jodohku maka dekatkanlah dengan ketentuanMu dan jika dia bukan jodohku maka jauhkanlah tanpa melepas silaturahmi”
                Ya sudahlah tak perlu bersedih, harusnya kamu bahagia, Allah telah mengabulkan do’a kamu.
(Dalam hati saya bertanya-tanya apakah dia bukan jodoh saya? Wallahu’alam) Wallohu’alam… Bisa jadi Allah sedang menguji hati kamu, tetap pada syari’at Islam saja.
C : Yasudah jangan di pikirkan. Fokus saja kuliah.
D : Sudahlah tak perlu kamu galaukan, buang-buang waktu saja, move on bre kepada hal positif bukan ke cowok lain juga.
E : Sabar yak.. masih banyak kok yang sayang sama kamu, yang tidak akan menelantarkan kamu. Cowok itu tidak hanya dia.
                Semuanya respon yang luar biasa buat insight di pikiran saya. Tentunya saya menjadi lebih baik sekarang.
                Sudah mencoba mempertahankan, tapi jika tidak dihargai yaaa hanya bisa senyum, semuanya ketentuan Allah.
                Saya tidak ingin membenci ataupun memusuhi, apapun yang terjadi semoga Allah memuliakan beliau. InsyaAllah saya Ikhlas dengan apa yang terjadi nanti, tetap pada pendirian, siap terjatuh dan siap sakit hati *senyum*
-         

          Lastri Lasasiasi

Jumat, 26 September 2014

Lucunya Semester Tiga

Cerita ini rumit bagaikan Kalkulus I kalkulus II kalkulus III dan kalau kuat mungkin bisa sampai ke kalkulus IV *tepar langsung dah*
Kenapa coba bisa di sebut rumit? Ya karena banyak masalah layaknya Aljabar Linier yang apa-apa harus di teliti pakai aksioma 10 lagi satu masalah bisa ngabisin 3 lembar polio
yahilah... tapi ni yak meskipun banyak teorema-teorema lucu yang mesti di buktikan bagai unsur teori bilangan, teteplah setiap langkah mudah ini harus di teliti seteliti telitinya seteliti mungkin kayak ngerjain soal Aljabar Matriks, ripuh meeeen *ini bukan ngeluh*
Walau terkadang disaat titik jenuh ke-flat-an kebahagiaan yang datang, kita harus dengan sengaja mencari-cari masalah biar berwarna katanya, ini kayak belajar BPM harus cari cari masalah gitu. Nah loh ? ini bukan Statistika penelitian yang musti cari-cari masalah terus di teliti pakai ribuan rumus statistika dari soal masalah proses hingga ketemu hasilnya, jiaaaah *leklok pala kite udah sampai lupa cara nyalain kalkulator dan ketuker tambah sama kali ketuker angka segala macem
Eh.. Lanjut yaaak lanjut... nah next dari hasil ya hasilnya harus konkret coy harus masuk akal dan sesuai di kehidupan nyata, terus gimana caranya biar konkret? hah apa? harus ada alat peraga? ya ampun kayak belajar MPM aja. ya kecuali pengen tetep abstrak, kayak LDR (Lastri D*** relationship) *gj*
tau kan LDR? jarak jauh euy, apa apa cuman via tulisan dan lisan. Empat matanya 2 bulan sekali iya kayak Trigonometri gitu, kadang ngatur jarak antara sudut kadang juga ngatur sudut antara jarak, kadang juga ngatur kemiringan moody. yaudah selow aja sih jodoh pasti bertemu koks! *bukan curhat kok*
Udah gitu yak, tiap hari kerjaannya diskusi, kayak bongkar pasang kalimat orang lain, ngerti kagak so tahu iya *aku banget hhahahaha*
kan lucu, pengen ketawa atuh gimana :(
udah deh be calm aja tuh, hidup ini indah ya akhi ya ukhty
liat tuh Geometri, cuman pasang titik sama segmen-segmen lengkung tapi jadi keindahan kan buat mata bulat kalian.
Buat apa coba ini? yah matematika itu hidup kalian.
Belajar matematika itu belajar kehidupan *ini bukan promosi ko asli*
Math is your life, without a reason.


Lastri Asmara Kurnia Ningsih 'what happen is the best'

Kamis, 25 September 2014

Antara Hati dan Logika

Ketika hati yang bicara logika pun bungkam dalam kesunyiannya, entah apa yang di inginkannya sehingga logika terkadang di butakan, telinga yang kadang di tulikan. Sanggupkah? Menuruti kata hati yang merusak jiwa batinmu. Kemanakah logika yang seharusnya kamu pakai?
Ini hati bukan nasi yang dapat di remehkan. Jalankan logika pada segala situasi, entah itu situasi pandangan pendengaran maupun perasaan. Pasrah bikan jalan terbaik, menuruti logika mungkin akan lebih baik. Dimana kedewasaanmu? Jangan buta jangan tuli. Seimbangkan perasaan dan pikiran bersih tersebut, tiada yang lebih indah selain mengikuti kata hati dan tiada yang paling sakit selain merasakan akibat dari tuntunan hati. Setidaknya pakailah sedikit saja logika itu agar jiwa dan ragamu tetap terjaga dalam tangan halus yang senantiapsa memegangmu dengan penuh kehati-hatian. Coba berfikir sejenak. Harap seimbangkan rasa hati dan rasa logika jika kamu ingin bahagia bersama tuntunan logikamu dan dorongan hatimu. Be brave saya !

Minggu, 22 Juni 2014

Syafakillah Lastri....

Musibah bisa datang kapanpun dan dimanapun yang Allah kehendaki.
Entah itu di rumah di jalanan di tempat wisata dan sebagainya.
Sebagai manusia biasa yang tak berdaya tak semestinya kita memprotes segala hal yang telah di takdirkan olah Allah Swt.
Hal yang nyata
Hal yang tidak dapat di pungkiri
Ridhakanlah apapun musibahnya
Semuanya datang atas kehendak Allah
Hikmah yang barakah
Kejadian yang bertegur
Kesadaran yang nyata
Adalah hal yang berbekas oleh kemanfaatan dan tafakur diri
Semoga kita selalu sadar hal itu
Aamiin

Jumat, 20 Juni 2014

Speechless and Thanks God

Tiga tahun yang lalu seseorang mengajarkan saya untuk bloging yang bersebab karena saya tak pernah diam di postingan salah satu media sosial. Dia berkata "tulislah isi hatimu disini, aku tahu kamu tidak suka menulis dalam buku".
Seketika saya tertarik dengan situs ini dan segera mengetikkan beberapa kata yang mungkin akan terlihat 'alay'.
Satu tahun yang lalu saya lupa password blog ini sehingga saya tidak pernah menulis lagi. Sempat kebingungan mengenai password, mungkin ini pelajaran maka untuk hal berikutnya saya selalu menuliskan setiap password media sosial maupun email maupun apapun itu di catatan pribadi saya.

Pagi tadi saya melihat laptop ini tergeletak begitu saja di meja belajar seperti biasa dengan keadaan rapih dan tertutup rapat, dalam hati saya berkecamuk "Ya Allah mau di apa kan ini tidak berguna sekali"
Tring.... saya ingat kembali blog yang password nya hilang terbawa ingatan volume angin angin yang mengudara entah kemana. Dan saya mencoba membuka menyalakan dan mengotrak atrik.
Awalnya saya buka facebook yang ternyata ada suatu pengumuman yang menggoncang hati tapi saya aman Alhamdulillah...
Terus... kembali pada ingatan password. Saya coba buka situs blogger saya masukkan email dan password dengan pijatan tangan di keypad yang seolah-olah saya tidak lupa apa password nya. Ketika di enter dan Ya Allah ternyata password nya aaah kenapa tidak dari dulu *seketika speechless*

wkwkwkwkwk

beberapa postingan saya delete karena tidak bermanfaat.
salah satu draft yang dulu belum sempat dipublikasikan baru dipublikasikan barusan.
dan ini adalah ulah tangan saya kembali.